PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TAHU UNTUK PRODUK PANGAN
(Sebelum menjadi pakan, sebaiknya menjadi
pangan)
Pada
dasarnya limbah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Ecolink, 1996).
Banyak jenis limbah dapat dimanfaatkan kembali melalui daur ulang ataupun
dikonversikan ke produk lain yang berguna, misalnya limbah dari industri
pangan. Limbah tersebut biasanya masih mengandung serat, karbohidrat, protein,
lemak, asam organik, dan mineral dan pada dasarnya dapat mengalami perubahan
secara biologis sehingga dapat dikonversikan ke produk lain seperti energi,
pangan, pakan, pupuk organis dan lain-lain.
Konsep
pemanfaatan limbah sebagai upaya untuk membangun usaha kecil dan menengah
(UKM), pertama-tama harus diketahui sifat kimia dan fisikanya, sehingga dapat
diperkirakan berbagai produk yang mungkin dihasilkan. Kemudian produk yang
dipilih dipertimbangkan dengan pasar dan tekno-ekonominya. Sebagai contoh ampas
tahu yang memiliki sifat kimiawi yang didominasi oleh protein sehingga dapat
diolah menjadi produk yang berfungsi sebagai sumber protein. Misalnya pada
tepung ampas tahu yang masih terdapat kandungan gizi.
Potensi
ampas tahu di Indonesia cukup tinggi, kacang kedelai di Indonesia tercatat pada
Tahun 1999 sebanyak 1.306.253 ton, sedangkan Jawa Barat sebanyak 85.988 ton.
Bila 50% kacang kedelai tersebut digunakan untuk membuat tahu dan konversi
kacang kedelai menjadi ampas tahu sebesar 100-112%, maka jumlah ampas tahu
tercatat 731.501,5 ton secara nasional dan 48.153 ton di Jawa Barat.
Saat
ini ampas tahu kita ketahui dapat dimanfaatkan sebagai kerupuk ampas tahu,
kembang tahu, kecap ampas tahu, stick tahu dan dengan proses fermentasi
dihasilkan nata de soya serta sebagai alternatif bahan pakan ternak. Melihat
sifat ampas tahu yang memiliki banyak kelebihan seperti mengandung protein yang
tinggi, banyak mengandung serat, serta murah dan mudah didapat, maka dapat
dikembangkan suatu bentuk usaha baru yang memanfaatkan ampas tahu sebagai bahan
dasarnya dengan tujuan selain sebagai salah satu upaya mengurangi pencemaran
dari limbah atau ampas tahu khususnya di daerah perairan, tapi juga mampu
memberikan alternatif gizi sebagai sumber protein yang bermanfaat bagi tubuh
manusia.
Tahu
diproduksi dengan memanfaatkan sifat protein, yaitu akan menggumpal bila
bereaksi dengan asam. Penggumpalan protein oleh asam cuka akan berlangsung
secara cepat dan serentak di seluruh bagian cairan sari kedelai, sehingga
sebagian besar air yang semula tercampur dalam sari kedelai akan terperangkap
di dalamnya. Pengeluaran air yang terperangkap tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan tekanan. Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin banyak air
dapat dikeluarkan dari gumpalan protein. Gumpalan protein itulah yang kemudian
disebut sebagai tahu.
Kandungan
air di dalam tahu ternyata bukan merupakan hal yang merugikan. Oleh beberapa
pengusaha, hal tersebut justru dimanfaatkan untuk memproduksi tahu dengan
tingkat kekerasan yang rendah (tahu gembur). Dalam proses pembuatan tahu
gembur, air yang dikeluarkan hanya sebagian kecil, selebihnya dibiarkan tetap
berada di dalam tahu. Dengan demikian, akan dihasilkan tahu yang berukuran
besar namun gembur (mudah hancur).
Ada
pula beberapa pengusaha tahu yang memproduksi tahu keras, misalnya tahu kediri.
Air yang terperangkap di dalam gumpalan protein menyebabkan tahu menjadi mudah
dibentuk/dicetak. Untuk membentuk tahu yang keras, cetakan diberi tekanan/beban
berat, sehingga dalam waktu singkat air akan keluar dengan sendirinya.
Tabel
Perbandingan Gizi yang ada pada Tahu dan Ampas Tahu Kadar/100 g Bahan
|
Unsur
Gizi
|
Kedelai
Basah
|
Tahu
|
Ampas
Tahu
|
1
|
Energi
(kal)
|
382
|
79
|
393
|
2
|
An
(g)
|
20
|
84,8
|
4,9
|
3
|
Protein
(g)
|
30,2
|
7,8
|
17,4
|
4
|
Lemak
(g)
|
15,6
|
4,6
|
5,9
|
5
|
Karbohidrat
(g)
|
30,1
|
1,6
|
67,5
|
6
|
Mineral
(g)
|
4,1
|
1,2
|
4,3
|
7
|
Kalsium
(mg)
|
196
|
124
|
19
|
8
|
Fosfor
(mg)
|
506
|
63
|
29
|
9
|
Zat
besi (mg)
|
6,9
|
0,8
|
4
|
10
|
Vitamin
A (mcg)
|
29
|
0
|
0
|
11
|
Vitamin
B (mg)
|
0.93
|
0.06
|
0,2
|
Ampas
tahu merupakan hasil sampingan yang diperoleh dari proses pembuatan tahu
kedelai. Ampas ini biasanya dimanfaatkan untuk pakan ternak dan sebagian
lainnya digunakan oleh beberapa masyarakat perdesaan untuk diolah menjadi bahan
pembuat tempe gembus.
Mengingat
kandungan protein dan lemak pada ampas tahu yang tinggi maka sangat
memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi bahan makanan yang beragam
variasinya. Sebagai gagasan yang “beda”, maka ampas tahu dapat dimanfaatkan
menjadi kerupuk yang bernilai tambah lebih tinggi.
Ide
yang sangat bagus ketika kita merintis usaha dengan mengolah bahan yang tidak
bermanfaat bisa menghasilkan produk baru yang belum umum (jarang) di jumpai
oleh masyarakat. Pemanfaatan limbah tahu ini tentunya diharapkan biaya produksi
yang dikeluarkan dalam usaha pembuatan kerupuk bisa di minimalisir.
Oleh
karena itu, pemanfaatan limbah tahu ini merupakan suatu gagasan peluang usaha
yang cemerlang untuk merintis sebuah industri kecil (UKM) dengan biaya murah
bagi masyarakat. Karena, bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kerupuk ini
adalah ampas tahu yang harganya sangat murah, mudah di dapat dan dapat
diperoleh tanpa mengenal musim.
Pembuatan
kerupuk ampas tahu mudah dilakukan. Dalam pembuatan kerupuk ampas tahu, bahan
pencampur yang digunakan adalah tepung tapioka sebagai pengikat ampas dan bumbu
yang di gunakan adalah soda kue, pemutih makanan, garam, penyedap kaldu,
monosodium glutamat, bawang putih dan ketumbar.
Untuk
lebih lengkapnya berikut ini disampaikan resep pengolahannya:
Alat:
- Baskom
- Pengukus
- Pengaduk
- Kompor
- Penggorengan
- loyang
- tampah
Bahan
:
Bahan
A
- 1500 gr ampas tahu yang sudah dipress
- 20 gr pemutih makanan
- 20 gr soda kue
- 15 gr garam
- 2 bks penyedap kaldu
- 5 gr monosodium glutamat
- 25 gr bawang putih (dihaluskan)
- 2 sdt ketumbar(dihaluskan)
Bahan
B
·
600 gr tepung tapioka
Cara
Membuat :
·
Campurkan Ampas tahu + pemutih
makanan.
·
Tambahkan bahan A yang lain.
·
Tambahkan bahan B, campur dan
diuleni.
·
Cetak dan padatkan pada loyang.
·
Lepaskan dari loyang, kukus sampai
masak (1 – 2 jam).
·
Angin-anginkan sampai keras 3-5 hari
dan iris tipis-tipis kemudian dikeringkan.
·
Goreng dalam minyak panas.
Ampas
(sisa) padat pengolahan tahu dapat diolah menjadi kecap. Cara pengolahannya
sama dengan pengolahan kecap kedelai. Kecap yang dihasilkan dari ampas tahu
sulit dibedakan aroma, rasa, dan warnanya dari kecap kedelai. Sehingga usaha
ini cocok untuk usaha kecil berskala rumah tangga. Mau tahu cara pembuatan
kecap dari ampas tahu? Berikut ini adalah cara pembuatan kecap dari ampas tahu.
Bahan
- Ampas tahu
- Garam.
- Laru tempe.
- Bumbu-bumbu.
- Tapioka.
Peralatan
- Wadah perendam.
- Pengukus
- Wadah fermentasi.
- Tampah
- Kompor
- Kain penyaring
- Botol
- Alat penutup botol.
Cara
Pembuatan
- Penyiapan ampas tahu. Ampas tahu direndam dengan air bersih selama 12 jam. Setelah itu bahan dipres dengan alat pres sehingga airnya keluar. Ampas yang telah berkurang airnya dikukus selama 60 menit, kemudian didinginkan di atas tampah sampai suam-suam kuku.
- Fermentasi menjadi tempe gembus. Ampas ditaburi laru tempe (1 gram untuk 1 kg ampas), dan diaduk-aduk sampai rata. Setelah itu ampas dihamparkan di atas tampah setebal 2 cm dan ditutup dengan daun pisang. Tampah diletakkan diatas para-para yang terhindar dari serangga dan cahaya matahari langsung selama 4-5 hari sampai kapang cukup tebal menutupi tempe gembus.
- Penjemuran tempe gembus. Tempe gembus dipotong-potong 0,5 x 0,5 x 0,5 cm, kemudian dijemur atau dikeringkandengan alat pengering sampai kering (kadar air dibawah 12 %).
- Penyiapan larutan garam 20%. Untuk mendapatkan 1 liter larutan garam 20% dilakukan dengan cara berikut. Garam sebanyak 200 gram ditambah dengan air sedikit demi sedikit sambil diaduk, sampai volumenya menjadi 1 liter.
- Fermentasi garam. Butiran tempe yang telah kering dimasukkan ke dalam larutan garam. Tiap 1 kg butiran tempe kering membutuhkan 3 liter larutan garam. Perendaman dilakukan di dalam wadah perendam selama 10-15 minggu. Pada siang hari manakala langit tidak tertutup awan, atau tidak hujan, wadah dipindahkan ke udara terbuka , dan penutup wadah dibuka.
- Ekstraksi kecap mentah. Hasil fermentasi disaring dengan kain saring. Ampas diperas dengan kain saring atau dipres dengan mesin pres. Cairan kental hasil penyaringan dan pemerasan/ pres disatukan. Cairan ini disebut dengan kecap mentah. Selanjutnya kecap mentah ditambah dengan air. Tiap 1 liter kecap mentah ditambah dengan 1 liter air.
- Penyiapan bumbu.
- Keluwak, dan lengkuas digiling sampai halus,
- Gula merah disayat, kemudian digiling sampai halus, dan
- Sereh dipukul-pukul sampai memar.
- Pembumbuan dan pemasakan kecap manis. Cairan kecap dipindahkan ke panci, kemudian ditambahkan keluwak, lengkuas, sereh, daun salam. Kecap dipanaskan sampai mendidih. Kecap yang masih panas disaring dengan kain saring. Bahan-bahan yang tertinggal di kain saring dibuang. Setelah itu, kecap ditambah dengan gula merah diaduk-aduk sampai seluruh gula larut. Setiap 1 liter kecap ditambh dengan 750 gram gula merah. Kecap ini disaring kembali.
- Pengentalan. Kecap yang telah dingin ditambah dengan tepung tapioka. Setiap 1 liter kecap ditambah dengan 20 gram tapioka dan diaduk sampai rata. Setelah itu kecap ini dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk- aduk.
- Penambahan pengawet. Sebelum kecap diangkat dari api, natrium benzoate ditambahkan sebanyak 1 gram untuk setiap 1 liter kecap.
- Pembotolan. Kecap yang telah dingin dikemas di dalam botol, kemudian ditutup rapat dan diberi label.