Iu:M #|E{P; ri Salah Satu Ekstrak Umbi Lapis Kucai (Allium schoenoprasum Auct. Non L.)
Umbi lapir kucai (Allium schoenoprasum L.) mempunyai efek antihipertensi. Flavonoid atau saponin diperkirakan mempunyai efek antihipertensi. Tujuan penelitian yaitu, mengisolasi flavonoid dari salah satu ekstrak n-heksana, etil asetat, atau etanol. Hasil penapisan fitokimia simplisia umbi lapis kucai menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, saponin dan steroid/triterpenoid. Serbuk simplisia dari umbi lapis kucai diekstraksi secara sinambung dengan alat Soxhlet menggunakan pelarut berturut-turut n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak etil asetat difraksinasi dengan kromatografi cair vakum menggunakan silica gel 60 H dan eluen landaian, yaitu n-heksana-etil asetat-etanol dengan kepolaran meningkat. Pemurnian dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis preparative. Karakterisasi isolate dilakukan dengan spektrofotometri ultraviolet- sinar tampak dan inframerah. Isolat X diidentifikasi sebagai salah satu isoflavon yang mengandung gugus C-H alifatik, C=C alifatik, C-O-C, gugus aromatic, dan –OH pada posisi atom C no 5 atau 3’,4’.
Penelitian yang dilakukan meliputi pengumpulan dan determinasi bahan, pembuatan simplisia, pemeriksaan karakteristik simplisia, penapisan fitokimia, ekstraksi, pemantauan ekstrak, fraksinasi, pemantauan fraksi, pemurnian, uji kemurnian dan karakterisasi isolat. Ekstraksi simplisa dilakukan dengan cara panas secara sinambuang menggunakan alat Soxhlet. Pelarut yang digunakan berturut-turut n-heksana-etil asetat-etanol. Pemantauan ekstrak dilakukan dengan menggunakan pengembang yang sesuai, penampakan bercak H2SO4 10% dalam metanol dan AlCl3 5% dalam etanol.
Ekstrak yang terdeteksi mengandung flavonoid dan mempunyai pola kromatogram yang dapat memisahkan semua bercak pada KLT, difraksinasi dengan Kromatografi Cair Vakum menggunakan fase diam silika gel 60 H dan eluen landaian yaitu n-heksana-etil asetat-etanol dengan kepolaran meningkat. Pemantauan fraksi dilakukan dengan menggunakan pengembang yang sesuai, penampakan bercak H2SO4 10% dalam metanol dan AlCl3 5% dalam etanol.
Fraksi-fraksi yang terdeteksi mengandung flavonoid dan memiliki pola kromatogram yang dapat memisahkan semua bercak pada KLT, dimurnikan dengan KLT preparatif menggunakan pengembang yang sesuai. Bagian kanan dan kiri pelat KLT preparatif disemprot dengan AlCl3 5% dalam etanol. Pita hasil preparatif diekstraksi dengan metanol, disaring, dipekatkan kemudian diuji kemurniannya dengan KLT tiga pengembangan tunggal dan KLT dua dimensi. Karakterisasi isolat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak dan spektrofotometri inframerah.
Hasil penapisan fitokimia simplisia umbi lapis kucai menunjukkan adanya flavonoid, saponin dan steroid/triterpenoid. Dari ekstrak etil astat diisolasi isolat x yang diperoleh diduga adalah senyawa flavonoid golongan isoflavon yang mengandung gugus C-H alifatik, C=C alifatik, C-O-C, gugus aromatik dan –OH pada posisi atom C no 5 dan atau 3’,4’
http://www.atsirioil.com/isolasi-flavonoid-dari-salah-satu-ekstrak-umbi-lapis-kucai-allium-schoenoprasum-auct-non-l/
Detail Penelitian Obat Bahan Alam
Judul Penelitian
Telaah Kandungan Kimia Daun Alpukat (Persea americana Mill.)
Peneliti
Sri Maryati
Irda Fidrianny
Komar Ruslan
Tempat Penelitian
Sekolah Farmasi ITB
Abstrak
Ekstrak etanol dan ekstrak air daun alpukat mempunyai aktivitas yang sama, yaitu hipoglikemia sedangkan kandungan kimia dari ekstrak tersebut belum dipublikasikan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menelaah kandungan kimia daun alpukat. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, tanin katekat, kuinon, saponin, dan steroid/triterpenoid. Serbuk simplisia dari daun alpukat diekstraksi secara bertingkat dengan alat Soxhlet menggunakan pelarut organik, berturut-turut n-heksana, etil asetat dan etanol. Ekstrak etil asetat difraksinasi secara kromatografi cair vakum dengan fase diam silika gel 60 H dan 21 macam komposisi fase gerak. Pemurnian dilakukan dengan KLT preparatif. Senyawa dikarakterisasi dengan penampak bercak khusus pada KLT, spektofotometri ultraviolet-sinar tampak dan spektofotometri inframerah. Senyawa yang diperoleh belum murni, masih campuran tujuh senyawa triterpenoid mempunyai gugus –OH, -CH alifatik, C=C dan tidak mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi.
Kandungan Kimia
Hasil: campuran tujuh senyawa triterpenoid mempunyai gugus –OH, -CH alifatik, C=C dan tidak mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi.
Isolasi
Penelitian diawali dengan penyiapan bahan meliputi perolehan bahan berupa tanaman segar dari Medan, pembuatan serbuk dan karakterisasi serbuk dengan reaksi kimia, secara makroskopis maupun mikroskopis. Pemeriksaan terhadap mutu simplisia meliputi penetapan kadar air, kadar abu total, kadar sari larut air, dan kadar sari larut etanol. Simplisia ditentukan kandungan kimianya melalui penapisan fitokimia.
Simplisia kemudian diekstraksi dengan alat refluks menggunakan pelarut dengan kepolaran meningkat. Ekstrak n-heksana yang diperoleh kemudian ditentukan kandungan kimianya melalui penapisan fitokimia ekstrak. Hasil penapisan menunjukkan bahwa pada ekstrak n-heksana mengandung flavonoid dan steroid/triterpenoid.
Ekstrak n-heksana dimurnikan dengan KLT preparatif menggunakan pelat silika GF 254 pralapis dan pengembang toluene:aseton (9:1) dan toluene:aseton (16:1).
Dilihat pita-pita secara visual atau dengan sinar ultraviolet dan disemprot dengan penampak bercak khusus di bagian pinggir kiri dan kanan pelat. Setelah terbentuk pita-pita, diisolasi senyawa yang diinginkan.
Untuk memastikan bahwa isolat sudah murni maka dilakukan uji kemurnian dengan cara KLT menggunkan tiga macam pengembang yang berbeda kepolarannya. Selain itu juga dilakukan KLT dua dimensi dengan menggunakan pengembang yang berbeda kepolarannya. Pada proses karakterisasi digunakan penampak bercak khusus, spektrofotometri ultraviolet sinar tampak dan inframerah.
Hasil pemeriksaan memberikan kadar air sebesar 5,0%, kadar abu total 7,03%, kadar sari larut air 6,48% dan kadar sari larut etanol 1,53%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simplisia mengandung flavonoid, saponin dan steroid/triterpenoid.
Isolat x dikarakterisasi dengan reaksi warna menggunakan perekasi khusus seperti vanillin sulfat dan Liebermann-Burchard dan menghasilkan warna ungu. Isolat x juga dikarakterisasi dengan spektrofotometri ultraviolet sinar tampak dan inframerah. Spektrum ultraviolet yang diperoleh menunjukkan struktur yang tidak mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi. Sedangkan spektrum inframerah menunjukkan gugus yang umum pada struktur triterpenoid seperti C-H alifatik, O-H, C=C alifatik, C-C, C=O dan tidak teridentifikasi adanya gugus aromatic.
Masalahnya :
BalasHapusAda dua materi isolasi flavonoid pada tumbuhan umbi lapis kucai dan daun alpukat.
Kedua-duanya sama-sama menggunakan suatu pengembang dalam proses pemurnian, disini saya masih bingung dan sekaligus ingin bertanya:
Bagaimana peran pengembang tersebut dalam proses pemurnian bercak /memisahkan bercak pada KLT?
larutan pengembang disini digunakan untuk memurnikan hasil isolat yan didapat apakah sudah benar2 murni.Pengembang yang digunakan pun sesuai dengan sampel yang digunakan.
BalasHapusMenurut saya, Peran pengembang tersebut dalam pemurnian zat pada KLT yaitu dapat mengikat atau menarik zat-zat pengotor yang tidak diinginkan, sehingga hasil pemurnian dengan KLT lebih mudah di dapat dengan kemurnian yang tinggi.
BalasHapus